heterotrigona_itama

06 Juni 2016

Hama Pengganggu dan Penyakit Pada Trigona

hama_pengganggu_trigona

Ketiadaan sengat sebagai senjata pertahanan diri membuat trigona sering menjadi sasaran empuk predator. Untuk mempertahankan saranag dan dirinya, mereka harus bertarung sampai mati. Berikut beberapa predator musuh trigona.
  • 1. Lalat Buah (Drosophila) Inilah salah satu musuh besar lebah trigona. Serangga bersayap yang masuk dalam ordo Diptera itu mengintai saat peternak melakukan bongkar sarang. Saat sarang terbuka, untuk Drosophila menyelinap lalu menyimpan ribuan telurnya di dalam sarang lebah. Ketika telur berubah menjadi larva, bencanapun datang. Belatung drosophila yang kelaparan akan memakan larva trigona. Populasi lebah itu pun terancam punah.
    Drosophila biasanya aktif pada siang hari saat suasana terang. Karena itulah peternak disarankan untuk membongkar sarang di pagi hari dan sudah menyiapkan sarang baru sebelum sarang lama dibongkar. Jadi begitu sarang lama dibuka, koloni lebah langsung masuk ke sarang baru dan sarang ditutup menggunakan getah asal sarang lama. Dengan begitu drosophila tak sempat masuk.

  • 2. Semut. Meskipun berukuran kecil, semut sangat agresif menyerang hampir seluruh penghuni sarang seperti telur, larva, ratu, dan lebah dewasa. Mereka dapat membunuh penghuni sarang dalam hitungan jam. Untuk mengatasinya dapat dilakukan antara lain meletakkan log atau hive (kotak sarang) di atas kursi atau penyangga yang kakinya sudah diolesi dengan oli atau gemuk, menaburkan obat semut (shevin) di sekitar kotak sarang, dan menaruh log diletakkan di bangku kecil yang kaki-kakinya diletakkan di wadah berisi air.

  • 3. Cicak. Cicak merupakan salah satu predator atau pemangsa trigona. Harus difahami bahwa sumber pakan utama adalah serangga. Cicak bersifat diurnal atau aktif pada siang hari. Ia dapat berdiam lama di dekat mulut lubang jalan keluar masuknya trigona. Saat ada trigona mendekat ke arahnya, secara cepat lidahnya menjulur dan menangkap trigona. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengoleskan lem tikus pada papan alas log. Dengan lem tikus otomatis cicak yang berniat mendekati lubang sarang trigona akan terjerat. Lem tersebut dioleskan secara acak di papan sehingga tidak ada celah bagi cicak untuk mendekati lubang sarang trigona.

  • 4. Kelabang. Kelabang atau lipan Scolopendra hardwicki ternyata dapat menjadi pengganggu bagi lebah trigona. Hasil riset Vijayakumar dari Department of Agricultural Entomology, Tamil Nadu Agricultural di India yang tertuang dalam International Journal of Advanced Life Sciences pada 2012 mengungkapkan Lipan mampu merusak kayu sebagai tempat tinggal lebah trigona T. Iridipennis.
    Tidak hanya merusak rumah lebah trigona, kelabang sepanjang 7,5 cm seringkali menyantap trigona yang berada di dekatnya. Dari pengamatan Vijayakumar hanya butuh 5 detik bagi lipan untuk menangkap hingga menyantap trigona yang sudah lemas lantaran lipan mengeluarkan racun. Sebab itu untuk mengatasi lipan atau kelabang menurut Vijayakumar, peternak meski rajin menengok rumah trigona untuk memastikan Arthropoda itu tidak ada di sekitar rumah lebah.

  • 5. Nitidulidae. Serangga mungil sepanjang 2 mm itu biasanya mengintai sarang trigona di sore hari ketika hari mulai gelap. Serangga berwarna coklat dengan sayap menutup 4/5 badan itu normalnya hidup didalam bunga. Ia memakan nektar dan pollen, misal pada bunga palem. Nitidulidae terpikat sarang yang terbuka karena tertarik pada polen yang asam. Cara mengatasinya sama dengan Drosophila.

  • 6. Ngengat. Ngengat merupakan serangga sejenis kupu-kuou. Hama ini akan meletakkan telur didalam sarang lebah pada malam hari. Telur tersebut akan menetas dan menjadi ulat yang memeakan lilin sarang lebah sehingga menyebabkan sisiran sarang rusak. Untuk mengatasinya peternak dapat memasang lampu perangkap di sekitar sarang.

  • 7. Burung Walet. Burung walet atau burung sriti akan mengincar lebah trigona yang tengah beterbangan mencari pakan.

  • 8. Tungau. Tungau menghisap cairan tubuh lebah dari tingkat larva sampai dewasa. Terdapat dua jenis tungau yang menyerang trigona. Yaitu Varca jacobsoni dan Tropilaelaps clarae. Varaca yang berwarna coklat kemerahan bertubuh besar, lambat bergerak. Berbeda dengan tropilaelaps yang berwarna abu-abu kecoklatan dan memiliki pergerakan yang lebih cepat. Hama tungau ini dapat diatasi dengan cara:
    - Gunakan akarisida atau jenis apistan dosis 1 cc/liter air. Aplikasi larutan itu 2-3 kali setiap 4 hari di pagi hari dengan cara menyemprotkan tipis-tipis di seluruh log.
    - Gunakan campuran serbuk kapur barus dan belerang, perbandingan 3:1. Tebarkan di atas karton yang diletakkan di sekitar log atau kotak sarang selama 3 jam setiap 4 hari sekali.

Penyakit

Dalam beternak trigona, peternak mesti paham terhadap kehadiran beberapa penyakit yang mempengaruhi perkembangan koloni dan produktiviltas madu serta propolis.
  • Busuk Larva. Larva lebah yang membusuk dapat terjadi karena minimnya ketersediaan pakan, cuaca buruk , dan bakteri. Untuk mengatasinya peternak perlu memberikan pakan tambahan berupa stumulan pollen, stimulan gula yang dicampur terramycin, dan memusnahkan sisiran yang membusuk.

  • Keracunan. Keracunan umumnya disebabkan oleh pemakaian insektisida di sekitar lokasi. Jika koloni sudah terserang bakal dijumpai lebah mati di sekitar pintu masuk sarang. Sebab itu, sebelum menempatkan sarang peternak perlu melakukan survey lokasi. Vegetasi tanaman sumber pakan pun sedapat mungkin terbebas dari insektisida.

  • Diare. Diare akan ditandai dengan dijumpainya kotoran cair berwarna putih kekuningan di sekitar sarang. Diare pada lebah trigona terjadi karena cuaca buruk, pakan sumber polen terbatas, dan terlalu banyak cairan gula yang diberikan sebagai pakan tambahan.




 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...